Sabtu, 21 Februari 2009

Menelan Ludah

Tulisan ini tertuju untuk orang-orang yg mau merespon kebaikan pada dirinya, khususnya para wanita.

Dulu, semasa kecil, diriku tidak tahu apa yg dibicarakan oleh orang-orang dewasa. Aku tidak tahu kenapa lelaki dewasa tertarik pada betis yg mulus, kening yg bening, atau lekuk tubuh yang seksi disertai tonjolan dada yang nampak jelas terlihat.

Dari sudut pandang anak kecil, bagiku semua itu biasa saja. Ketika itu yg paling menarik bagiku adalah paras wajah yang cantik. Cuma itu. Dan perlu diketahui, bahwa hanya dengan melihat paras wajah wanita cantik itu bisa membuatku menelan ludah. Itulah yg terjadi dikala semua masih belum jelas bagiku, termasuk antara batasan-batasan yang dibuat ALLAH dalam agama Islam ini.

Di sini dan saat ini di Sydney, banyak sekali wanita canti yang ku lihat dan ku jumpai. Mulai dari yang membuka aurat sampai muslimah yang memakai jilbab dengan berbeda usia, lokasi dan juga asal negara mereka.

Aku pun pernah menulis sebuah buletin di friendster di mana aku mengatakan bahwa wanita yang kulihat adalah muslimah yang sangat sangat cantik, lebih cantik dari yang pernah ku lihat. Bahkan ku akui hati ini tergoda akan kecantikannya. Ketika hal itu ku beri tahu ke kakak perempuanku, ada suatu hal yang membuatku tersadar, yaitu dia mengatakan bahwa aku harus menundukkan pandanganku. Dan ketika aku menulis di buletin tersebut, aku harap ada seseorang yg mau merespon tulisan itu dengan mengatakan hal yang sama, yaitu agar menundukan pandangan. Tapi ternyata tidak ada, atau mungkin karena tidak ada yang baca (bisa juga).

Sebenarnya bukan hanya sekedar respon bahwa menundukan pandangan itu harus dilakukan. Tapi cobalah merespon dari sudut objectnya. Aku ingin selalu membawa istilah bahwa -Tidak ada asap jika tidak ada api-. Di mana jika seseorang yg beriman tahu bahwa baik muslim atau muslimah dituntut untuk menjaga pandangan mereka, maka terkadang hal seperti itu adalah menjadi cobaan bagi orang tersebut jika suatu saat ada yang menggoda mata mereka.

Dalam peristiwa itu, wanita-wanita itu telah menutup auratnya dgn jilbab (dalam hal ini wanita itu pada posisi yang benar), tapi cobalah merespon pada paras wajah yang cantik sebagai ujian bagi seorang muslim. HANYA wajah cantik, itu bisa menjadi ujian, menjadi godaan bagi mata untuk melirik dan melihat (terus menerus). Mungkin paras cantik itu bisa membuat seorang muslim menelan ludahnya. Cukup satu persoalan yaitu kecantikan seorang wanita, hal itu sudah menjadi godaan bagi muslim yang dilewatinya.

Pertanyaannya:
Bagaimana dengan wanita yang tidak menutup auratnya?

Dan Alhamdulillah, dalam tulisan yang lain yg berhubungan dengan jilbab, ada seorang teman yang meresponnya. Berarti masih ada yang peduli terhadap kebaikan bagi sesama muslim dan muslimah.

Tulisan ini dan yang sebelumnya mempunyai inti yang sama. Bahwa jilbab itu sangatlah penting bagi muslimah. Dan aku berharap bahwa muslimah itu sendiri dapat tergerak hatinya untuk sadar sendiri akan kewajibannya kepada ALLAH, khusus untuk masalah jilbab. Di luar dari bagaimana caranya menasihati muslimah itu dengan cara yang baik. Karena tulisan ini hanya bersifat informasi umum. Dan tidak tertuju pada satu orang yang khusus dari wanita yang ku kenal.

Karena siapa pun wanita itu, selama dia mengakui dirinya beriman, maka selayaknya ia mampu untuk mengamalkan apa-apa saja yang menjadi kewajibannya.

Karena tentang jilbab, terkadang menjadi sulit untuk dijalani jika muslimah itu sendiri tidak mau sadar sesuatu yang sebenarnya BAIK untuk dirinya.

Semisal tulisan ini, termasuk tata cara menasihati yang baik, termasuk juga tentang kesabaran dalam menasihati, atau apa pun metode yang terbaik yg harus dilakukan oleh seorang muslim dalam memberi nasihat. Semua itu seperti tidak berbekas jika wanita yang dinasihati itu memang belum mau untuk sadar.

Satu hal saja yg ingin aku sampaikan, bahwa bagi sebagian muslim, hanya melihat paras cantik, mungkin itu sudah menggoda dirinya, membuat dirinya melakukan kesalahan dengan terus memandangi wanita itu, mungkin juga sambil menelan ludah dan sebagainya. Lalu bagaimana dengan aurat yg bebas tersaji dalam setiap langkah muslim tersebut?

Sebaliknya, bagi wanita yang membuka auratnya, berapa banyak lelaki yang ia lewati dalam sekali jalan dalam sekali tujuan? berapa banyak di antara laki-laki itu yang melakukan kesalahan (mungkin masih kecil) dan juga bisa juga berujung pada perbuatan dosa yang besar yang disebabkan oleh wanita itu?

Tulisan ini hanya sekedar tulisan...
Semoga bisa memberi manfaat, ALLAHUMMA AMIN.

Tidak ada komentar: