Jumat, 27 Maret 2009

Apakah Anda Sering Amnesia?

Bener ga sih tulisannya...
Coz sejak jaman dahulu kala sampai saat ini banyak orang yg sering lupa ingatan...(ingatannya terganggu)...memory mereka sesaat terhapus. Banyak di antara orang-orang itu sejenak melupakan siapa diri mereka.

Sungguh kasihan kepada orang yg sering Amnesia...

1. Banyak di antara pemuda pemudi yg melupakan status mereka. Mereka belum menikah tapi mereka telah melakukan hubungan (intim) selayaknya suami istri. Sungguh kasihan mereka, sering amnesia akan statusnya.

2. Banyak oknum pejabat yg terkena amnesia, mereka mengira uang rakyat adalah uang mereka sendiri, sehingga mereka memakai uang rakyat itu untuk menyenangkan diri dan keluarganya.

3. Banyak para ibu muda yg menggugurkan kandungannya, mereka terkena amnesia, mereka tidak ingat bahwa sebelumnya mereka telah melakukan zina sehingga dirinya hamil. Mereka mengira anak itu datang dengan sendirinya ke dalam perut mereka tanpa ada sebabnya. Jadi ibu muda tersebut membunuh bayi yg dikandungnya.

4. Banyak orang yg lupa akan gender mereka. Mereka amnesia dan menganggap diri mereka adalah lawan jenis dari gendernya. Sehingga mereka menyukai sesama gender.

5. Banyak suami yg lupa siapa istrinya, sehingga mereka sering salah pulang dan sering salah orang dalam melampiaskan syahwatnya. Begitu juga para istri, kadang mereka menganggap supirnya sebagai suami mereka. Mereka lupa siapa suami mereka yg sebenarnya.

Amnesia ini memang sangat membahayakan. Kita tidak pernah luput darinya. Apa ya obatnya?

Sepertinya obatnya hanya satu, yaitu Taubat. Dan pencegahan dari penyakit itu adalah rasa Takut akan mati yg siap menjemput tanpa kita pesan sebelumnya.

Semoga bermanfaat. Karena akhir2 ini banyak para remaja yg lupa bahwa bumi tempat mereka bermaksiat adalah milik orang lain juga. Bukan milik mereka berdua. Ya kalau mereka waras, ciuman atau pelukan bukan di tempat umum seperti itu...(kaya yg lainnya ngontrak ajee).

Apakaha anda juga amnesia?

Sabtu, 21 Februari 2009

Menelan Ludah

Tulisan ini tertuju untuk orang-orang yg mau merespon kebaikan pada dirinya, khususnya para wanita.

Dulu, semasa kecil, diriku tidak tahu apa yg dibicarakan oleh orang-orang dewasa. Aku tidak tahu kenapa lelaki dewasa tertarik pada betis yg mulus, kening yg bening, atau lekuk tubuh yang seksi disertai tonjolan dada yang nampak jelas terlihat.

Dari sudut pandang anak kecil, bagiku semua itu biasa saja. Ketika itu yg paling menarik bagiku adalah paras wajah yang cantik. Cuma itu. Dan perlu diketahui, bahwa hanya dengan melihat paras wajah wanita cantik itu bisa membuatku menelan ludah. Itulah yg terjadi dikala semua masih belum jelas bagiku, termasuk antara batasan-batasan yang dibuat ALLAH dalam agama Islam ini.

Di sini dan saat ini di Sydney, banyak sekali wanita canti yang ku lihat dan ku jumpai. Mulai dari yang membuka aurat sampai muslimah yang memakai jilbab dengan berbeda usia, lokasi dan juga asal negara mereka.

Aku pun pernah menulis sebuah buletin di friendster di mana aku mengatakan bahwa wanita yang kulihat adalah muslimah yang sangat sangat cantik, lebih cantik dari yang pernah ku lihat. Bahkan ku akui hati ini tergoda akan kecantikannya. Ketika hal itu ku beri tahu ke kakak perempuanku, ada suatu hal yang membuatku tersadar, yaitu dia mengatakan bahwa aku harus menundukkan pandanganku. Dan ketika aku menulis di buletin tersebut, aku harap ada seseorang yg mau merespon tulisan itu dengan mengatakan hal yang sama, yaitu agar menundukan pandangan. Tapi ternyata tidak ada, atau mungkin karena tidak ada yang baca (bisa juga).

Sebenarnya bukan hanya sekedar respon bahwa menundukan pandangan itu harus dilakukan. Tapi cobalah merespon dari sudut objectnya. Aku ingin selalu membawa istilah bahwa -Tidak ada asap jika tidak ada api-. Di mana jika seseorang yg beriman tahu bahwa baik muslim atau muslimah dituntut untuk menjaga pandangan mereka, maka terkadang hal seperti itu adalah menjadi cobaan bagi orang tersebut jika suatu saat ada yang menggoda mata mereka.

Dalam peristiwa itu, wanita-wanita itu telah menutup auratnya dgn jilbab (dalam hal ini wanita itu pada posisi yang benar), tapi cobalah merespon pada paras wajah yang cantik sebagai ujian bagi seorang muslim. HANYA wajah cantik, itu bisa menjadi ujian, menjadi godaan bagi mata untuk melirik dan melihat (terus menerus). Mungkin paras cantik itu bisa membuat seorang muslim menelan ludahnya. Cukup satu persoalan yaitu kecantikan seorang wanita, hal itu sudah menjadi godaan bagi muslim yang dilewatinya.

Pertanyaannya:
Bagaimana dengan wanita yang tidak menutup auratnya?

Dan Alhamdulillah, dalam tulisan yang lain yg berhubungan dengan jilbab, ada seorang teman yang meresponnya. Berarti masih ada yang peduli terhadap kebaikan bagi sesama muslim dan muslimah.

Tulisan ini dan yang sebelumnya mempunyai inti yang sama. Bahwa jilbab itu sangatlah penting bagi muslimah. Dan aku berharap bahwa muslimah itu sendiri dapat tergerak hatinya untuk sadar sendiri akan kewajibannya kepada ALLAH, khusus untuk masalah jilbab. Di luar dari bagaimana caranya menasihati muslimah itu dengan cara yang baik. Karena tulisan ini hanya bersifat informasi umum. Dan tidak tertuju pada satu orang yang khusus dari wanita yang ku kenal.

Karena siapa pun wanita itu, selama dia mengakui dirinya beriman, maka selayaknya ia mampu untuk mengamalkan apa-apa saja yang menjadi kewajibannya.

Karena tentang jilbab, terkadang menjadi sulit untuk dijalani jika muslimah itu sendiri tidak mau sadar sesuatu yang sebenarnya BAIK untuk dirinya.

Semisal tulisan ini, termasuk tata cara menasihati yang baik, termasuk juga tentang kesabaran dalam menasihati, atau apa pun metode yang terbaik yg harus dilakukan oleh seorang muslim dalam memberi nasihat. Semua itu seperti tidak berbekas jika wanita yang dinasihati itu memang belum mau untuk sadar.

Satu hal saja yg ingin aku sampaikan, bahwa bagi sebagian muslim, hanya melihat paras cantik, mungkin itu sudah menggoda dirinya, membuat dirinya melakukan kesalahan dengan terus memandangi wanita itu, mungkin juga sambil menelan ludah dan sebagainya. Lalu bagaimana dengan aurat yg bebas tersaji dalam setiap langkah muslim tersebut?

Sebaliknya, bagi wanita yang membuka auratnya, berapa banyak lelaki yang ia lewati dalam sekali jalan dalam sekali tujuan? berapa banyak di antara laki-laki itu yang melakukan kesalahan (mungkin masih kecil) dan juga bisa juga berujung pada perbuatan dosa yang besar yang disebabkan oleh wanita itu?

Tulisan ini hanya sekedar tulisan...
Semoga bisa memberi manfaat, ALLAHUMMA AMIN.

Kamis, 05 Februari 2009

Selama masih bisa

Selama masih ada waktu..

Selama masih diberi kesempatan…

Selama masih bisa bernapas….

Selama segalanya masih bisa dirasakan mudah…..

Maka engkau akan sangat merasa bersyukur jika engkau bisa memanfaatkan Anugerah ALLAH itu dalam kebaikan untuk dirimu dan orang di sekitarmu.



Selama muslim masih bisa menemukan masjid dengan mudah, masih mendengar masjid itu mengumandangkan Adzan, masih bisa Sholat on time…, maka Sholatlah engkau di masjid ALLAH itu, di mana pun engkau berada…

Beda jika engkau hidup di sebuah negara non-muslim. Masjid saja jarang, adzan dilarang untuk dikumandangkan (dengan keras pakai TOA). Dan engkau pun tidak tahu kapan waktu sholat itu, karena di TV tidak disiarkan adzan seperti di negaramu saat ini. Maka bersyukurlah engkau atas apa yg masih ada pada dirimu saat ini… Masjid di tempatmu JANGANLAH kamu SIA-SIAkan….

Jarak masjid dari tempatku berada saat ini sekitar 5 KM, itu yg terdekat. Seperti dari cengkareng ke Pesing, dan satu lagi masjidnya di sekitar grogol… Aduh padahal kalau di jakarta, tiap RW ada beberapa masjid…

Tapi aku bersyukur di sini, aku bisa membedakan mana wanita muslimah dan mana yg non-muslim. Karena perbedaan mereka sangan MenColoK mata ini. Muslimah disini memakai jilbab, sekalipun jilbab yg kecil. Sungguh sangat kontras jika dibandingkan di kota sendiri, MANA yg muslimah - MANA yang kafir, tidak bisa dibedakan… Bahkan di antara wanita di jakarta itu wanita yang non-muslim itu ada yang berpakaian lebih sopan dari pada pakaian wanita muslimahnya…

SUNGGUH SANGAT MERUGI ORANG-ORANG YANG MELALAIKAN KESEMPATAN UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN PADA DIRINYA. PADAHAL KESEMPATAN SEPERTI ITU ADALAH ANUGERAH YANG TIDAK TERBELI OLEH HARTA…

Mana jilbabmu duhai muslimah? Mana masjidmu duhai sahabatku seiman?

Di manakah dirimu di saat orang-orang itu sholat berjama’ah di Masjid di tempatmu?

Di manakah jilbabmu di saat engkau melenggang dengan gemulainya keluar dari rumahmu?

Di manakah hatimu saat itu, di saat engkau diberi kesempatan yg tidak ALLAH berikan pada sebagian hamba-Nya di belahan dunia yang lain???

_____KESEMPATAN itu sangat MAHAL HARGANYA______

Minggu, 25 Januari 2009

Kaya Anak Kecil?

Hari ini ada suatu peristiwa yg membuka mataku yg mengisyaratkan perilaku kita (orang dewasa) dalam sehari-hari. Pada diri seseorang itu hanya tubuhnya saja yg besar. Tapi hanya tubuhnya saja, sifat dan kelakuannya sama saja seperti anak kecil.

Memang ini adalah pengalaman keduaku untuk tinggal di luar negeri. Di mana saat ini, sydney adalah suatu tempat yg membuatku merasa nyaman karena susunan kehidupannya yg teratur. Seperti halnya lima tahun yg lalu ketika pertama kalinya aku menginjakkan kaki di negeri orang, singapur, di sana juga lebih teratur dari pada di kota sendiri. Menilai dari mana suatu kota tidak teratur atau sangat teratur, sudah tentu tergantung dari warga yg tinggal di kota itu.

Jika semua kenyataan dipaparkan di sini, aku sendiri malu, seolah itu adalah bagian diriku saat aku di kota sendiri. Memang, ada prinsip yg aku akui, yaitu jika kita melihat orang lain melakukan kesalahan dan orang tersebut tidak mendapat teguran (tilang dalam kasus jalan raya) maka orang lain yg melihat itu akan mengikuti kesalahan yg sama. Bisa dibilang, "Dia saja salah tapi dibiarkan, gue juga bisa donk kaya dia?"

Misal, tentang lampu merah. Pernah suatu hari ketika diperempatan lampu merah, lampu merah sedang menyala, kemudian aku berhenti, dan saat itu kondisi sedang sepi. Melihat kondisi yg sepi itu mobil dibelakangku menekan klaksonnya, pertanda dia ingin buru-buru jalan. -Bro, itu lampu masih merah gitu lho-. Akhirnya aku pun ikut jalan (melanggar lampu merah itu. Ya memang tidak ada POLANTAS saat itu.

Begitulah satu contoh gambaran keseharian dari sebuah masyarakat yg hidup disuatu perkotaan. Tercermin dari warganya yg hanya taat pada peraturan jika ada yg lihat. Maka kota itu akan terus seperti itu jika individunya tidak mau sadar sendiri. Apakah harus menunggu dapat teguran? ah tentu tidak, toh sekalipun banyak yg telah di tilang tetap saja motor-motor lewat Bus Way. Tidak hanya motor, mobil yg jelas-jelas lebih memakan Bus Way itu saja dengan santainya menikmati jalur yg bukan jalurnya.

"Taat Kalau Ada Yang Lihat"

Contoh di pagi ini : keponakanku di suruh ibunya untuk sikat gigi, dengan berat hati ia pun menjalankan perintah itu. Tapiiii...., eh ternyata akal bulus nya keluar. Ketika ibunya tidak melihat, si anak itu hanya masuk ke kamar mandi, kemudian tidak lama keluarlah dia (sepertinya tidak sikat gigi, hanya kumur-kumur). Melihat hal itu diriku selaku pamannya menegur si anak ini. Tapi, ia mengelak, dan sepertinya tidak mau jika hal itu aku laporkan ke ibunya. Tapi ya tetap saja ia tidak mau balik ke kamar mandi untuk sikat gigi dengan sempurna.

Kalau perbuatan itu dicerminkan lagi ke tingkah polah orang-orang yg telah berumur, maaf -bukan hanya badannya saja yang gede- tapi sebenarnya umur orang tersebut juga telah jauh beda dibanding anak kecil yg berumur 6 tahun. Tapi sikap, sifat dan keburukan orang-orang itu tidak ada bedanya dengan anak kecil.

Lho apakah dengan mengatakan seperti itu berarti aku mengaku sok bersih? tanpa pernah salah? Tidak. Tapi dengan adanya contoh di pagi ini sebenarnya itu menjadi gambaran bagi diriku sendiri bahwa seperti itulah anak kecil. Dia mau taat jika diperintah, jika diperhatikan oleh orang tuanya. Sekalipun dia salah, dia tetap saja tidak mau memperbaikinya. Dan segala sesuatunya itu harus diperhatikan oleh orang tuanya, dia tidak peduli sekalipun teguran itu dari pamannya. Dia hanya mau patuh pada orang tuanya, jika dan hanya jika orang tuanya melihat.

Maka apakah kita seperti itu? Dalam tindakan kita sehari-hari sebenarnya kita hanya memakai tubuh yg dewasa saja, tapi isi di dalam tubuh itu tidaklah jauh beda dari anak kecil atau malah balita.

Sebenarnya peraturan dinegaraku sendiri telah ada, telah baik, tapi kenapa masih saja orang-orangnya melanggar? Memang, di sini sebenarnya sama saja. Kenapa para pengemudi itu taat lampu merah? karena di tiap Traffic Light ada cameranya bro. Dan jika anda melanggar, tilang itu (mungkin) dalam waktu seminggu akan mampir ke tempat anda. Jika tidak mau membayar denda, maka penjaralah yg bicara. Jika saja hukum di negaraku diterapkan dengan baik, juga aparatnya, maka itu adalah solusi dari kesemerawutan jalan raya di kotaku yg terjadi tiap hari.

Bisa kah kota ku itu teratur? Jangan mau ada yg jawab - mimpi kali yee -
Duh malu tahu, benar-benar malu. Karena aku saja baru sadar ketika merasakan sebuah kehidupan yg teratur. Datang saja tidak boleh telat, telat 15 menit di anggap tidak hadir, dan jika kurang dari 80% akan dilaporkan ke DuBes RI. Berat yah...

Harus bisa, kota ku harus jauh lebih baik, tidak ada polusi lagi, harus lebih teratur. Insya ALLAH. Bisa ngga ya? Insya ALLAH

tapi kalau warganya kaya anak kecil semua gitu, ga jamin deh

Kamis, 15 Januari 2009

Menanti Sebuah Jawaban

Judulnya yg keren apa ya, apa "Kenapa Aku Berbuat Salah?" atau "Menanti Sebuah Jawaban" ya?

Karena sampai detik ini aku masih menanti jawaban kenapa aku b'Buat salah pada orang yg aku cintai di masa lalu? Intinya aku menanti jawaban ttg siapa sih jodoh dr wanita itu? Nah ketika wanita itu menikah dgn pria lain, di saat itulah jawaban yg aku nanti2 sekian thn terjawab sudah. O, ternyata di saat itu, di hari itu, di malam itu, aku sampai berbuat salah kpd wanita yg aku cintai pada saat itu, ya kesalahan itu memang harus terjadi, sudah takdir. Karena dgn kesalahan itu jd menyebabkan perpisahan diriku dgn dirinya,dan mRupakan awal bagi dirinya utk m'Jalin hubungan dgn pria yg telah ALLAH takdirkan utk m'jadi suami wanita itu.

Dan ketika jawaban itu aku dapat, aku sangat b'syukur t'hadap kesalahan yg ku lakukan di masa itu. Karena dgn kejadian di masa itu yg sudah lama b'lalu dapat meredam rasa kecewa atau sakit hati yg mendalam. Bahkan ketika hadir di acara p'nikahan wanita itu, tidak merasakan rasa yg negatif sedikit pun. Yg dirasakan adalah rasa bahagia, rasa kemenangan, dan rasa syukur. Ketika aku bisa hadir dgn perasaan netral di hati ini, itulah ku anggap kemenangan diriku atas hati ini. Karena jika sedikit saja masih ada rasa berharap di hati ini, maka aku kalah oleh perasaan yg b'tepuk sebelah tangan.

Kenyataannya manusia tidak bisa memaksa agar si A yg kita mau jadi milik kita. Tapi Kuasa ALLAH, DIA-lah Tuhanku dan Tuhanmu Yang Telah Menciptakan makhluk-NYA berpasang-pasangan. Jadi ketika di hari kebahagiaan wanita itu, aku semakin sadar bahwa ALLAH sangat sayang pada diriku atas apa yg telah t'jadi. Sekali pun aku salah di waktu yg lalu, kesalahan itu memang sudah harus t'jadi. Tidak ada yg mampu m'cegahnya. Sekali pun bentuk kesalahan itu adalah sebuah pengkhianatan, disakiti / menyakiti, semua itu karena dia bukanlah jodohku. Mungkin bukan yg t'baik bagiku. Tapi dia adalah yg t'baik bagi pria yg m'jadi suaminya. Dan aku adalah pria yg t'baik bagi wanita yg m'jadi istriku nantinya, insya ALLAH.

Namun, mungkin kali ini, ketika jawaban yg aku tunggu itu nantinya ku ketahui. Aku tidak bisa m'hadiri acara p'nikahan orang tsb. Mungkin hanya Cukup tahu saja bahwa dia akan menikah, itu sudah m'buatku bahagia. Ga mungkin kan bo gue ngabisin duit puluhan juta cuma datang ke acara itu utk kasih selamat ke dia? Insya ALLAH Cukup dgn doa, dan kerelaan hati utk melepas wanita itu jika t'nyata aku masih berharap pada dirinya sampai detik hari H baginya nanti. Wajarlah jika rasa itu masih ku simpan, tapi utk itu lah kenapa aku masih menanti jawaban dari ALLAH, karena aku ingin menyudahi rasa ini jika memang ALLAH Berkehendak lain. Cinta itu..mungkin tetap terjaga dalam bentuk lain,dalam rasa yg bukan ingin memiliki. Ketika penantian ini ku rasa sudah cukup, maka akan ku tanyakan lagi arti kehadiranku bagi dirinya di masa yg akan terjadi nanti. Jika dia yg t'baik bagiku, maka itulah yg kuharapkan. ALLAHU 'ALAM.

Rabu, 14 Januari 2009

Susahnya Jadi Orang Tua

Senangnya ketika si zakaria kecil mulai akrab dgn diriku. Dgn mLihat tingkah polah balita, jd kPikiran bagaimana dulu kita di wkt seusia itu? Tentu saat itu sangat mRepotkan orang tua kita ya?

Bagaimana tidak, bbrp minggu sebelum aku resign,teman wanita skantorku resign t'lebih dahulu. Alasannya tidak ada yg m'jaga bayi nya. Memang benar bayi itu butuh p'hatian khusus dan extra wktu yg tidak bisa slalu sama tiap harinya. Di situlah "pentingnya" peranan ibu si bayi. Tugas ibu mrawat anaknya itu tidak tuntas hanya pada batasan usia bayi yg b'umur 1-2 thn saja. Justru di usia dini itu balita byk menyerap ilmu dr sekitarnya. Nah lagi2 peranan ibu dibutuhkan utk mberi yg t'baik dan mNyaring yg buruk bg balitanya.

Lalu,kira2 di usia brp kah anak itu bisa dilepas dr phatian orang tuanya, shingga si ibu bisa kembali bkerja di luar rumah? Jika wanita itu tahu bahwa pekerjaan mrawat anak itu = pkerjaan yg sangat amat mulia, para ibu muda itu TDK akan meninggalkan anaknya demi mMilih pkerjaan kantoran. Anak adalah sumber dr segala kebaikan bg ORTU mereka jika anak itu dididik dgn baik dan benar.

Contoh dr yg aku tahu -mohon dikoreksi jika t'nyata salah-,yaitu pahala anak sebelum ia baligh akan diberikan kpd ORTUnya. Misal : pada usia 6-10 thn (sampe batas usia anak itu baligh) anak tsb telah mampu b'puasa wajib full 1 hari. Maka pahalanya bagi orang tua mereka. Karena catatan amal baik dan buruk itu baru dicatat ketika manusia itu baligh.

Lalu,bagaimana dgn pahala jika anak itu tadarusan? Anak itu mhafal surat2 Al Qur'an di usia dini, bahkan hafal Qur'an sbelum baligh? Siapakah yg b'peran penting agar anak bisa spt itu jika bukan OrTu mereka, khususnya ibu? Karena ayah sdh m'habiskan 8 jam x 5 hr dalam sminggu utk bkerja mCari Nafkah bg kluarganya.

Apalagi jika anak itu perempuan,anak akan belajar dr ibunya. Anak yg mLihat ibu nya tidak mMakai jilbab ketika keluar rumah, maka jangan harap anak itu mau memakai jilbab ketika usianya sudah baligh? Ibu adalah contoh utama yg pertama kali dilihat si anak. Dan peranan ibu tidak t'putus hanya ketika anak itu sudah b'usia 5 thn.

Dr td ibu melulu yg dituntut aktif,bapak nya ngapain aja?
Peranan ayah sangat dibutuhkan,sbenarnya sama saja,hanya porsi waktu yg telah habis utk bkerja mbuat ayah lebih sedikit utk m'didik anak, khususnya dalam p'didikan agama si anak.

Lalu,bagaimana jika si ibu bekerja? Ya, rugilah si ibu itu. Krn mNgurus anak itu pahalanya lebih agung dr pd sejumut gaji yg ia p'Oleh dlm 1 bulan. Maka bisa kita lihat anak2 yg t'Lantar krn orang tua mrk sibuk bekerja. Hingga ketika dewasa pelarian anak2 tsb ke arah yg tidak benar, spt narkoba,p'gaulan bebas,sex bebas,DLL. Semua itu disebabkan buruknya orang tua mereka dalam mendidik anaknya, khususnya mLuangkan waktu sedari dini dalam m'bangun mental si anak.

Seorang ibu tidaklah dituntut oleh ALLAH utk bekerja mengais rezeki. Lagi pula uang yg diperolehnya itu utk apa? Penting bagi setiap keluarga utk merasa CUKUP atas rezeki yg ALLAH berikan sekalipun sedikit. Lagi pula, dgn ibu bekerja, b'arti dia telah mengambil satu posisi pekerjaan bagi laki2 di perusahaan / instasi tersebut. Lihatlah semakin byk kaum lelaki yg menganggur,itu karena semakin byk wanita yg bekerja, khususnya para ibu.

Susah lho jadi orang tua, tidak semudah yg t'ucap. Tanggung jawab yg dituntut tidak hanya pada mberi makan saja, tapi pada pendidikan si anak, khususnya ilmu agama.

Aku dan Dia 4 thn tdk b'temu Tp punya cerita yg sama. Qta punya keponakan yg masih kecil, Tp Qta sama2 ditegur oleh keponakan masing2 di tempat dan waktu yg b'Beda ketika aku dan dia m'dengarkan musik di tempat dan waktu yg b'Beda pula. 2 kondisi,2 orang,dan 2 waktu yg b'Beda, tapi intinya SAMA. Si anak kecil itu menegur, m'peringatkan bahwa "mDengarkan musik itu haram hukumnya". Keponakan kita itu sama2 msh kecil TAPI dididik oleh orang tua mereka masing2 dgn arahannya sama. Aku juga kaget, kok bisa sama ya? Aku juga ga akan tahu jika dia tidak b'cerita. Itu satu contoh peranan ORTU sangat b'pengaruh.

Ada penyanyi cantik yg aku taksir,msh remaja,dan memiliki mata yg indah dan dia t'lahir dr kluarga musisi.Seandainya aku jd pacar nya, dan aku menasihati penyanyi itu bahwa dia harus berhenti bernyanyi krn musik itu haram. Apa ya jadinya? Apa dia bisa menerima nasihat itu? Apalagi bernyanyi itu adalah sumber pencarian uang bg dirinya?

Its not so easy to say. Bahkan sering ditentang banyak orang. TAPI, anak kecil itu mampu mengatakan musik itu haram? Siapa yg mberi thu hal itu jika bukan ORTU Mereka yg mana ORTU itu tahu hukum ttg musik. Itu baru 1 contoh ilmu agama. Bagaimana dgn ya lain?

BUAT ANAK KO COBA-COBA? Berikanlah yg t'baik, hingga nanti anak itu paham ttg jilbab dr mulai ia baligh. Paham ttg m'jaga p'gaulan dgn lawan jenis. Paham ttg aturan agama yg sering diperdebatkan,sbenarnya tidak perlu ditentang jika si anak tahu mana yg benar, mana yg wajib,mana yg dilarang,mana yg haram? Itulah peranan orang tua yg amat penting.

Selasa, 13 Januari 2009

Pacaran itu Menyiksa

Ketika rasa telah diungkapkan dan ternyata terbalas. Hal itu bukanlah suatu p'nyataan yg mLegalkan sGala tindakan yg masih haram. Sbenarnya bisa ngga ya sepasang insan itu hanya saling menjaga hati hanya utk orang yg dicintainya tanpa mLakukan hal yg dilarang Allah Ta'ala? Karena alasan kedua orang itu mNunda pernikahannya adalah krn ingin sukses dulu dlm karir / sekolah.

Ok,but could U understand when u said "I wanna be with U" it doesn't mean U let him 2 kiss U,2 hold U,2 touch U, right?

Kmarin sore aku dan kakak perempuanku mNgunjungi LIPIA. Kita menemui ustadz yg mpertemukan dia dgn suaminya. Ketika trjadi pmbicaraan, ustadz tsb ingin mberikan spucuk kertas kpd kakakku. Tapi dia meminta aku yg mngambilnya, padahal kakakku berjarak lebih dekat dgn'nya. Pointnya adlh ustadz tsb m'hindari utk b'interaksi scara lgsung dgn wanita yg bukan mahramnya, yg mgkin saja bisa mnyentuh jarinya tanpa sengaja,DLL.
Sgala sSuatunya benar2 terjaga, subhanallah.

Aduh coba deh kita ingat2,apa saja yg pernah kita lakukan dgn pacar kita dahulu/ yg baru2 ini terjadi? Jangankan sama pacar,dgn teman kadang jika sedang b'canda kita sengaja menyubit,menggandeng tangannya,menyolek,bersalaman,DLL. Intinya kita dlm b'gaul tidak trlepas dr b'sentuhan dgn lawan jenis. Dan itu sangatlah dilarang,kecuali pada hal yg kritis/ khusus diperbolehkan.

Maka dari itu, penting banget bagi kedua insan yg dibuai asmara itu utk mengetahui batasan2 dalam agama ini. Sbelum mrk mMutuskan utk menjalin relationship dgn yg dikasihinya. Useless aja kata cinta itu t'ucap tapi hanya sbg topeng utk m'nikmati perbuatan yg jelas2 msh haram.

Kalau mrk tahu, sekedar utk mencium si dia itu saja sangat sulit, harus ijab kabul dulu dgn si papa dari si doi itu. Harus kasih mahar dulu. Alias harus nikah,titik.

Kenapa aku katakan pacaran itu menyiksa? Krn ktika dua insan itu saling menatap,di sana terjadi gejolak rasa yg menginginkan utk lebih dr skedar mNatap. Maka dr itu knp kita harus menjaga pandangan?

Pacaran itu Sungguh menyiksa, mungkin ada yg bilang "susah amat sih pake ditahan-tahan segala, udah cium aja". Sepele ya,tapi gmn nanti p'tanggung jawabannya di hadapan ALLAH Tuhan Yang Memberi kita akal utk berpikir tentang adzab yg ALLAH sediakan bagi mereka yg lalai?

Mungkin ada yg bilang "ya kalau gitu jangan pacaran". Alhamdulillah jika semua remaja paham akan hal itu. Dijamin Mall and bioskop 21 sepi dari pengunjung remaja. Amin.

Tahukah kamu, pacaran itu juga menyiksa orang lain yg melihat mereka? Tidak ada kebaikan dlm pacaran, sekali pun niat mereka adalah utk saling mengenal lebih dalam, yg t'kadang saking dalamnya hingga satu sama lain saling tahu apa yg ada di dalam pakaian mereka?

Apalah arti dr sebuah cinta yg t'balas jika kedua manusia itu tidak bisa m'jaga orang yg dicintainya dari siksa api neraka?

Itu sebabnya aku katakan menyiksa, karena sulit utk m'hindari kesalahan yg mana kita sendiri m'biarkan kita melakukan kesalahan itu dari awal. Melegalkan yg masih haram bukanlah jalan yg tepat utk m'lampiaskan hasrat di hati.

Senangnya msh bisa menulis,skalipun t'batas krn tidak memakai komputer. Kenyataan bahwa di dalam hati seseorang itu tidak menginginkan pacaran, maka ALLAH m'jaga orang itu dari kesalahan yg akan dia perbuat.

Jika memang orang itu serius, maka istikharah'lah. Berdoalah : Ya ALLAH jika perkara ini baik bagiku,bagi agamaku, bagi masa depan kehidupanku di dunia dan akhirat, maka jadikanlah perkara itu untukku dan berikanlah aku ridha'MU atas perkara itu. Jika memang perkara itu buruk bagiku,bagi agamaku DST, Maka jauhkanlah aku dr perkara itu sbagaimana ENGKAU menjauhkan timur dgn barat,dan berilah aku pengganti yg lebih baik.

Note: doa itu bisa di baca pada doa istikharah. Dan t'gantung dr apa yg kita inginkan,selama masih mengikuti Sunnah,ALLAHU 'ALAM

Tidak hanya utk menentukan jodoh yg kita inginkan, tp jg bisa utk pekerjaan yg ingin kita raih,agar pkerjaan itu tidak mbuat kita lalai dr Perintah Allah Ta'ala. Insya Allah jika memang apa yg saat itu ada dihadapan kita dan t'nyata bukan hal yg baik utk kita, kita akan dijauhkan dr hal tsb, t'masuk dr orang yg kita cintai. Karena Allah telah M'ciptakan manusia b'pasang2an.

Namun,alangkah sangat ruginya jika kita tidak mampu m'jaga diri dr siksa Allah nanti karena p'buatan t'Larang yg kita lakukan b'samanya, jika orang yg kita cintai saat ini t'nyata "bukan" jodoh kita. Karena itu semakin lama sepasang manusia m'jalin kasih, semakin banyak dosa yg t'ukir pada p'jalanan kisah klasik utk masa depan mereka,memang teguran ALLAH mungkin tidak dirasakan langsung di dunia ini tapi nanti di akhirat. Dan sadar atau tidak, pacaran itu sungguh menyiksa.

Ada ngga ya yg bisa sekedar m'jaga hati utk orang yg dicintai? Semoga saja hidup ini t'ukir oleh kisah cinta yg diridhai Allah Subhanahu Wa Ta'ala, amiin.

Kabar gembira lagi

Alhamdulillah, tiba2 saja hr ini aku dpt tlp yg mbangunkan aku dr stengah tidurku. Dan si penelepon mberi tahu diriku, bahwa insya Allah bsok dirinya akan menjawab pertanyaan yg sudah lama ku ajukan kpd dirinya +- 5 thn yg lalu,yaitu ttg pertanyaan "kapan kamu akan mulai pakai jilbab?"

Sbenarnya prtanyaan itu tidak hrs t'ucap olehku / siapa pun t'hadap seorang wanita, andai Orang Tua mrk m'beri arahan ttg agama ini sedari kecil, hingga wanita itu meMahami apa2 saja yg m'jadi kWAJIBan bagi dirinya yg diPerintahkan Allah. Orang tua adalah teladan, penunjuk arah t'baik. Krn benar saja, ketika seseorang pada usia di mana ia merasa dirinya bisa memutuskan sesuatu, siapa pun tidak bisa memaksa dia (contoh utk memakai jilbab) kecuali diri orang itu sendiri yg memilih utk menjalani apa yg menurutnya baik.

Aku sangat senang, karena apa yg aku harapkan dari orang tsb,akan trwujud. Aku ingin suatu saat dpt mLihat dirinya mMakai jilbab. Kalo dipikir lama jg ya mNanti kejadian itu trwujud, 5 thn. TAPI, apakah ada ksempatan bagiku utk melihatnya? Krn 3 hari lagi aku sdh mNinggalkan negeri ini. Kalau pun aku tdk sempat mLihatnya, cukup m'Dengar langsung niat dr dirinya di malam ini saja sdh sangat mbuatku senang. Akhirnya wanita yg dulu sempat menghilang kabarnya entah ke mana? Kini dpt ku ketahui kabarnya lagi dalam keadaan yg jauh lebih baik dr sbelumnya. Ditambah lagi, keputusannya itu mDapat dukungan dr teman2 dekatnya dan tempatnya bkerja, alhamdulillah. Mudah2an Allah mberinya kemudahan, dan selalu menuntunnya ke arah yg lebih baik utk menunaikan ibadah dalam agama ini. Sehingga dia bisa menjalani kewajibannya itu tanpa rintangan yg b'arti, Allahumma amiin.

5 thn yg lalu, dia belum bisa mnerima saran / nasihat agar dirinya mMakai jilbab. Bahkan mungkin mnunjukan penolakan dari sikap / perkataannya. Dan dia adalah orang yg prtama mbuatku sadar bahwa kita tidak bisa mMaksa kepada orang yg kita cintai utk mLakukan kBaikan bg diri mrk, sekalipun hal yg disampaikan adalah utk kebaikan mereka juga. Mereka butuh waktu dan proses. Dan proses dari perubahan karakter / sikap / sifat seseorang terjawab saat ini seiring wkt yg berlalu meskipun butuh wkt yg lama. Bahkan dia saat ini lebih bisa mnerima masukan/ nasihat. Padahal pembicaraan itu terjadi di tengah malam hingga jam 2 pagi. Dan setelahnya dia tidak mengeluh / menolak kejadian di malam itu. Justru pembicaraan itu mbuatnya tidak bisa tdr hingga matahari menyapa,karena ia merenungi apa yg dia dengar,mencoba menerima tanpa membantah,dan memikirkan apa yg akan ia lakukan. Padahal aku sbg lawan bicaranya sdh bablas entah sampai mana mimpinya. Maaf ya..

Krn aku sendiri sdh tidak peduli thadap apa yg aku sampaikan kpd dia di malam itu, apakah ia terima / ia tolak dgn sikap spt 5 thn yg lalu? Aku hnya bpikir bahwa mungkin aku sdh tdk punya ksempatan lagi utk mNgatakan apa yg sharusnya ia tahu sbg seorang muslimah. Jd malam itu aku utarakan apa yg ada dalam isi kepalaku. Dan itulah yg tjadi, ia tidak mbantah seperti kejadian 5 thn yg lalu, padahal saat ini aku bukanlah siapa2 lagi bg dirinya. We just friend dlm denotasi sebenarnya. Jd apa yg menyebabkan seseorang bisa menerima / menolak sebuah nasihat? Padahal dulu segala sesuatu yg ku sampaikan pada siang hari,dan pada status yg terakreditasi sbg seseorang yg dicintai. Kaya kampus aja deh. Tapi knp dulu itu justru ditentang?

Aku menulis smua ini krn aku mengakui kesalahanku pada seseorang yg pernah jg ku nasihati di waktu yg sama. Sbenarnya di malam itu adalah malam yg sama utk sesuatu yg ingin aku sampaikan, tapi mungkin dirasa malam itu bukanlah wkt yg tepat. Semoga saja orang itu bisa memahami kondisi di malam itu suatu hari nanti. Sekalipun bagi dia aku sudah tiada.

Krn seperti hal nya someone yg mulai pakai jilbab ini, kebaikan itu hanya utk orang yg mengamalkannya. Tidak ada bedanya kan, apakah aku bisa melihatnya / tidak bisa melihat dia saat dia mulai melakukan kebaikan itu? Toh jilbab dan busana muslimah tetap harus dia gunakan sbg pakaian sehari-hari. Krn smua itu adalah tuntutan dari Allah, bukan dariku. Dan bukan karena aku. Tapi aku sangat senang mendengarnya.

Hanya Allah Yang Maha Tahu apa kesalahanku dalam peranan yg ku jalani, sekali pun aku salah. Aku harap wanita itu bisa mencari tahu apa-apa saja yg bisa membuatnya berlinang air mata utk menangisi keadaan dirinya sendiri. Karena Allah telah memberikan kesempurnaan pada agama ini yg mengatur segala sesuatu, t'masuk tentang wanita. Tapi kebanyakan wanita tidak tahu dan masih ingin bebas menjalani sisa hidupnya yg tidak lebih dari 1 abad ini.

Akhirnya aku bisa pergi dgn tenang, sekali pun aku tidak bisa bertemu dgn nya lagi. Dia adalah seseorang yg pernah ada di hati ini dan masih ada hingga saat ini. Yg kini memberi kabar gembira ttg keadaan dirinya. Semoga saja Allah memberikan yg terbaik bagiku dan juga bagi dirinya. Amin.

Hingga aku percaya bahwa nasihat itu tetap baik sekali pun datang pada kondisi yg tidak baik.

Sabtu, 10 Januari 2009

Maafkan aku kekasih

Dari kterbatasan sbuah hubungan, mnusia bisa mnyadari bahwa ada suatu sebab yg mnyebabkan hubungan itu berakhir. Mungkin, bisa mLihat ke blakang sjenak, adakah suatu kesalahan yg pernah dilakukan pd masa itu?

Dari prkataan yg spele sperti "kita jalani aja hubungan ini.." sering kali tidak trbesit di dlm benak kita bahwa hubungan itu akan tercampuri oleh kesalahan. Iya, utk di saat t'akhir kita bisa mengatakan "namanya manusia tak luput dr ksalahan" tapi apakah itu yg kita mau? Memang kita tidak tahu tentang masa depan. Tapi ada satu pesan yg mungkin telah terhapus dari memori beberapa orang. Bahwa sering kali sepasang insan itu terjebak dlm situasi yg menyebabkan mereka TIDAK BISA utk mengatakan TIDAK pada hal yg di Larang ALLAH?

Setelah semua terjadi Ada satu kata yg mudah utk diucapkan tapi sulit utk diberikan,yaitu kata "maaf". Tanpa membahas kesalahan apa yg terjadi, semua memang telah terjadi. Memang kita tidak akan pernah tahu tanpa pernah mencoba hal itu, sekali pun itu menyangkut suatu hubungan. Ataukah hubungan itu sendiri terbangun atas dasar niat "coba-coba"?

Apapun itu, baiknya hubungan itu terbangun atas dasar cinta karena Allah. Hingga kata "maafkan aku kekasih" terucap pada batas kewajaran atas kesalahan yg terjadi yg menyebabkan hubungan itu b'akhir, Bukan sebaliknya kata maaf itu t'ucap karena suatu kesalahan yg fatal yg merugikan salah satu pihak.

Susah banget deh bkin tulisan kaya gini pake Hp,cape mencet hurufnya. Knp aku nulis kaya gini, karena acara trmehek-mehek yg aku tonton hr ini tgl 10 jan 09 sabtu ini. Ya kalo teman2 nonton acara itu, itu salah satu bukti bahwa dgn kita "menyepelekan" suatu hal yg dilarang agama,suatu saat kita akan terjebak pd kondisi yg sulit utk mengatakan "tidak" terhadap hal yg dilarang Allah.

Maaf,andai ada suatu perkataanku di tulisan ini yg tidak berkenan. Kata2 itu "Bukan" utk menyinggung atau menggurui. Apa yg kusampaikan, itu sebuah nasihat, utk diriku dan jg yg lainnya. Bilamana nasihat itu tidak berkenan utk di dengar,atau cara penyampainnya yg salah,atau pada waktu yg salah pula.

Maka mohon dipahami, bahwa orang yg memberimu nasihat spt ini adalah "orang luar" bagimu yg "tidak memiliki" hubungan darah dgn'mu,sehingga jika kamu tidak menyukai nasihatnya maka lelaki ini akan tetap jadi orang luar bagimu kan? Sekali pun dia adalah pacarmu.
Misal: seorang lelaki menasihati kekasihnya dgn melarang si wanita melakukan ini dan itu , tapi si wanita itu tidak menyukai hal itu dan wanita itu menganggap lelaki yg menjadi kekasihnya ini telah mengekang kebebasan dirinya dalam mlakukan ssuatu. "belum jadi suami gue aja udah ngelarang gue begini begitu,gmn nanti kLo udah jd suami gue, bisa2 gue kaya dipenjara." dan karena merasa tidak suka dgn cara dinasihati seperti itu lalu si wanita minta putus dgn lelaki td.

Tapi beda 180 derajat jika yg mberi nasihat itu adalah ayahmu atau kakakmu, Sekali pun nasihat itu terasa "panas" utk kmu dengarkan,dan terasa "berat" utk kmu jalankan,sekalipun juga ayahmu / kakakmu menasihati "di waktu yg salah" dan kamu sangat tidak menyukai hal itu. Toh mereka akan "tetap" jadi ayah dan kakakmu,iya kan? Tidak mungkin kan kamu minta putus hubungan sbg anak dari ayahmu / adik dr kakakmu? Terus jg tidak mungkin kamu m'hingdar / menjauhi mereka? Krn mereka tetap dan akan selalu jd keluargamu.

TAPI, dgn nasihat yg sama,cara yg sama, sekalipun di waktu yg sama,entah apakah itu wkt yg tepat atau tidak, Jika ada orang luar yg menasihatimu dan kmu tidak suka, orang tsb tetap orang lain bagimu yg tidak bisa mencegahmu utk menjauh darinya, yg jg tdk bisa memaksamu utk jangan meninggalkan dirinya.orang itu hanya ingin memberi tahu kebaikan utk dirimu. Sekalipun orang itu bukan kluargamu.

Maafkan aku, sekali pun aku hanya teman yg tidak memiliki arti penting bagimu, jika apa yg pernah aku katakan tidak berkenan utkmu. Aku bukan siapa2,dan aku hanya manusia biasa. Sekalipun yg ku cari dan yg ku inginkan mungkin lebih dr sekedar teman bagimu,tetap saja aku tidak bisa mencegahmu melakukan apa yg kamu mau padahal hal tesebut "ternyata" dilarang Allah. Maafkan aku

Rabu, 07 Januari 2009

Yang dibuang Yang dibenci Yang dilupakan

Suatu hari aku menemukan secarik kertas yg entah asalnya dari mana tapi ternyata isinya sangatlah agung dan bermanfaat, apalagi ada ayat Al Qur’an-nya. Tapi, kenapa lembaran kertas itu seperti sampah?. Hampir-hampir saja terinjak dan terbuang ke tempat sampah. Ku lihat dari bentuknya seperti bekas bungkus nasi uduk (atau bungkus sesuatu). Karena keluargaku sering beli nasi uduk, dan kalau pun yg namanya pembungkus ya dibuang begitu saja. Tapi ternyata isinya itu lho yg bikin terperanjat. Astagfirullah... Ada ayat al Qur’an-nya surat An Nuur ayat 30-31. Dan itu adalah lembaran kertas dari buku pendidikan agama tingkat 2 SMP. Subhanallah, isinya adalah tentang adab pergaulan antara lawan jenis. Sungguh agung dan sangat bermanfaat. Di mana saat ini banyak lelaki dan perempuan yg melanggar hal itu dalam bergaulnya. Mereka itu sebenarnya tidak tahu atau melupakan atau menentang aturan itu yg jelas-jelas ada di Al Qur’an.

http://img150.imageshack.us/img150/803/yangdilupakanpy9.jpg

Ketika hal seperti itu pernah aku sampaikan kepada wanita yg aku cintai dan aku harapkan agar dia menjadi pendamping hidupku, mungkin wanita itu merasa terkekang kebebasan pergaulannya, merasa tidak cocok dengan diriku yg berusaha menjaga hal seperti itu dengannya. Sebenarnya dengan siapa pun dia, seharusnya adab pergaulannya harus tetap terjaga, dan hal yg dianggap mengekang kebebasan itu tidak ada hubungannya dengan diriku. Karena ALLAH-lah Tuhanku dan Tuhanmu yang membuat peraturan itu dan semua itu ada hikmahnya.

Perhatikanlah kertas yang terbuang itu, di anggap sampah. Entah karena tidak lagi digunakan sebagai buku pelajaran, atau karena isinya tidak berguna? jangan-jangan malah isi lembaran itu sangat dibenci sebagian orang karena dianggap mengekang kebebasannya? TERNYATA, hal seperti itu telah diajarkan dalam pendidikan di tingkat SMP. Jika si pemilik lembaran kertas buku agama itu (pria atau wanita) pernah membacanya tentulah dia seharusnya bisa menjaga cara dia bergaul. Apakah dia pernah menyentuh kulit wanita dengan sengaja atau penuh nafsu diluar jalur yg diRidhai ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala? apakah dia memandang wanita itu sebebasnya tanpa memikirkan apa yg dulu pernah ia pelajari? JIKA dari SMP hal itu telah di ajarkan dan hal itu diterapkan. Maka dijamin muslimah saat ini masih terjaga keperawanannya. Dijamin berkurangnya jumlah pelajar yg putus sekolah atau kuliah dikarenakan hamil di luar nikah. Dijamin bayi-bayi itu tidak terarbosi karena terlahir dari hubungan yang haram. Siapa yang menjamin hal itu? ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala Yang Menjamin hal itu, JIKA saja hamba-Nya mau Taat.

Tapi apa yg terjadi? siapa pemilik buku itu? karena dulu ketika SMP yg aku tahu dan aku alami, tidak diajarkan tentang hal itu. Bahkan tidak diajarkan tentang kewajiban untuk memakai jilbab. Padahal usia SMP bagi wanita itu adalah di usia mereka yg menginjak masa baligh, di usia mereka yang pertama kali mendapat haid, di usia mereka di mana kewajiban agama itu telah dibebankan untuk mereka jalani dan mereka taati. itulah usia wanita ketika duduk di bangku SMP, di mana seharusnya hal itu telah diajarkan kepada mereka. Lalu, kenapa lembarang yang agung itu terbuang begitu saja seperti sampah (dan hampir menjadi sampah)? Kenapa aku katakan agung, karena di dalamnya tertulis ayat Al Qur’an yang membahas tentang pandangan mata, tentang kewajiban menutup aurat, tentang siapa sajakah mahram itu, tentang keberuntungan wanita yang mau bertaubat. Tetapi kertas itu terbuang begitu saja.

Mungkin kertas itu adalah sesuatu yang tidak berharga, ya iyalah Cuma kertas gitu lho...!

Tapi apakah isinya juga tidak berharga?
Apakah isinya adalah sesuatu yg layak dibuang begitu saja dari ingatan orang-orang yang pernah mempelajarinya? sehingga selesai belajar maka kertas itu tidak lagi berguna apalagi untuk sekedar disimpan dan dihargai. Iya dihargai sebagai bungkus nasi, dijual per kilo---

Apakah isinya adalah sesuatu yg sangat dibenci karena mengekang kebebasan pergaulan? sehingga menuntut orang itu untuk kuper, untuk menjaga adab, ini tidak boleh, itu dilarang, apakah itu yg dibenci dari agama ini?

Apakah isinya adalah sesuatu yang harus dilupakan dari tatanan kehidupan kita sehari-hari? sehingga kelak ALLAH akan melupakan hamba-hambaNya yang melupakan ALLAH.

Apakah orang-orang yang mengatakan tentang hal di atas seperti isi pada lembaran kertas yg terbuang itu, orang-orang yg menjaga pergaulan karena ALLAH, orang-orang yang meginginkan orang di sekitarnya tahu bahwa hal itu harus dijaga, apakah orang-orang yang berusaha untuk memberi tahu itu layak untuk dibenci, untuk dihindari, bahkan dilupakan? hanya karena mengatakan hal ini dan itu dilarang oleh ALLAH.

Sesungguhnya hanya kepada ALLAH saja kita berlindung. Hanya ALLAH tempat kita kembali dan mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita. Jika ingin melihat isi dari kertas itu silahkan mengklik link berikut ini :





Semoga kita termasuk hamba-hamba ALLAH yang beruntung, amin. Beruntung karena tahu apa-apa yang ALLAH perintahkan dan kita jalani hal tersebut, beruntung karena tahu apa-apa yang ALLAH larang dan kita menghindari hal tersebut. Dan beruntung karena terhidar dari kebodohan akan ilmu agama. Beruntung karena ALLAH masih mengutus seseorang yang bukan nabi untuk memberi tahu kebenaran kepada diri kita. Dan beruntung karena kita mengikuti kebenaran itu karena ingin meraih Ridha ALLAH. Dan sangatlah beruntung karena kita akan melihat WAJAH ALLAH YANG MAHA AGUNG. Allahumma Amin.