Sabtu, 25 Oktober 2008

Peduli Terhadap Diri Sendiri

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(At Tahrim [66] : 6)


Sebagai orang yang beriman kita diperintahkan untuk menjaga diri sendiri dan keluarga kita dari api neraka. Sebagai seorang mukmin kita memiliki tanggung jawab untuk saling menasihati & mengingatkan dalam kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Dan yang paling utama melakukan hal tersebut tadi adalah seorang Ayah / Suami sebagai pemimpin dalam keluarganya.

Beruntunglah bagi sebuah keluarga yang dipimpin oleh seorang lelaki yang beriman & bertakwa kepada Allah. Di mana lelaki itu mengetahui tanggung jawabnya kepada Allah Ta’ala sebagai seorang suami bagi istrinya sekaligus sebagai seorang ayah dari anak-anaknya. Ia berkewajiban untuk menjaga apa yang menjadi amanahnya itu dari api neraka. Sehingga lelaki tersebut mampu menutupi segala sesuatu kekurangan dalam rumah tangga itu yang berkaitan dengan menjaga amanah yang telah diberikan Allah Ta’ala sebagai Rabb mereka.

Seorang suami yang baik haruslah bisa membimbing istrinya dalam kebaikan. Menasihati istrinya dalam berbuat ketaatan kepada Allah dan bukan sebaliknya malah membiarkan istrinya terjerumus dalam kemaksiatan kepada Allah Subhanahu Ta’ala. Misalnya jika ketika ia menikahi istrinya dalam keadaan belum memakai jilbab, maka kewajibannyalah menasihati istrinya tersebut sampai ia bisa menjalani perintah Allah itu dengan baik, yaitu mengenakan jilbab sesuai sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alihi Wa Sallam. Dan beruntunglah bagi diri istrinya tersebut karena ia memiliki seorang suami yang peduli terhadapnya. Sehingga jika nantinya mereka dikaruniai anak perempuan, maka sudah tentu lelaki tersebut sebagai seorang ayah berkewajiban memberikan pendidikan agama yang baik kepada anaknya tersebut termasuk dalam urusan kewajiban menggunakan jilbab untuk menutup aurat secara sempurna sesuai tuntutan syar’i.

Kehidupan rumah tangga yang sakinah adalah dambaan setiap insan yang mengarungi bahtera rumah tangga. Tapi mereka sendiri tidak akan pernah mewujudkan hal itu jika mereka tidak menjalani rumah tangga itu sesuai tuntunan agama. Mereka tidak membentengi diri mereka dari hal-hal yang sifatnya merusak keharmonisan rumah tangga. Sehingga yang terjadi adalah sebuah rumah tangga yang rusak yang dicampuri dengan kemaksiatan terhadap Rabb mereka yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Perihal menjaga diri dari api neraka, terdapat sebuah pertanyaan besar. Yaitu:
Bagaimana hal itu bisa terjadi pada keluarga yang Broken Home?

Mereka tercerai berai meskipun terkadang ada yang masih tinggal dalam satu atap. Dimana seorang suami tidak lagi peduli terhadap tindak tanduk istri & anak-anaknya. Dan sebagai orang tua, mereka tidak lagi peduli terhadap pendidikan agama bagi anak mereka. Lantas yang menjadi korban adalah anak-anak mereka. Di mana anak tersebut tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang khususnya dalam pendidikan agama.

Jika kita menempatkan diri kita pada kondisi keluarga yang broken home, misal sebagai seorang suami atau istri, ataupun sebagai anak dalam keluarga tersebut. Maka, siapakah yang peduli terhadap diri kita untuk bisa menjalani amanah dengan baik dan terhindar dari api neraka?

Mungkin seorang suami atau istri tersebut sudah hilang kesabarannya sehingga memilih jalan selingkuh. ataupun seorang anak memilih narkoba sebagai pelarian dari kepenatan yg terjadi di rumah itu atau pun karena pertengkaran orang tua mereka.

Lantas siapa yang bertanggung jawab untuk memelihara keluarga tersebut dari api neraka?

Tapi pertanyaan itu sesungguhnya bisa terjawab jika awalnya sebagai individu, kita peduli terhadap diri sendiri untuk menjaga amanah diri kita.

Umumnya rumah tangga yang retak bisa diawali oleh perselingkuhan. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi jika masing-masing suami istri menjaga amanah diri mereka. Seorang suami mampu mencegah agar dirinya tidak berselingkuh, begitu juga seorang istri yang tahu dalam menjaga pergaulan dengan lawan jenis mereka.

Mengapa di awal tulisan ini disinggung perihal permasalahan jilbab dan menutup aurat. Ketahuilah, jika engkau peduli terhadap rumah tanggamu, maka lihatlah dan ambil pelajaran tentang apa yang menyebabkan sebuah rumah tangga itu hancur dan tercerai berai. Umumnya adalah karena perselingkuhan. Coba lihat faktor utama kenapa perselingkuhan itu bisa terjadi?

Jika seorang suami selingkuh (zina dengan wanita lain) padahal di rumahnya memiliki seorang istri yang cantik, berjilbab dan istri tersebut taat dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Apakah suaminya itu yang salah? Coba perhatikan apakah wanita yang diajaknya berselingkuh itu memakai jilbab atau tidak? karena umumnya wanita yang tidak berjilbab mejadi faktor utama sebagai penggoda termasuk bagi laki-laki yang beriman.

Jawabannya pasti wanita yang mau diajak berselingkuh itu adalah wanita yang tidak menutup aurat dengan sempurna (tidak berjilbab). Di mana wanita itu jika tidak menggoda secara langsung, maka sesungguhnya ia telah menjadi penggoda bagi kaum laki-laki dengan pakaiannya yg terbuka, dengan rok nya yang ketat dan memperlihatkan bagian-bagian yang bisa mengundang syahwat kaum laki-laki.

Wanita yang menjadi penyebab kerusakan rumah tangga itu, penyebab selingkuhnya seorang suami, tentunya ia adalah wanita yang buruk akhlaknya dan wanita yang tidak mau menutup auratnya dengan jilbab.

Pertanyaannya, Seringkah kita jumpai wanita yang berjilbab menjadi faktor utama sebuah perselingkuhan (perzinahan) para suami?

Dan dari beberapa hal di atas, jika seorang istri yang berselingkuh padahal ia memiliki suami yang beriman & berakhlak baik. Maka coba lihat dan perhatikan, bagaimana karakter istri tersebut? Apakah ia telah menutup auratnya dengan sempurna (dengan jilbab)? Maka kali ini akan saya jawab, kebanyakan istri yang berselingkuh adalah mereka yang tidak menggunakan jilbab atau dengan kata lain mereka enggan menutup aurat mereka dengan sempurna. Jarang kita dapati seorang istri yang berjilbab mau untuk berzina atau berselingkuh dengan laki-laki lain.

Karena umumnya lelaki itu akan menggoda atau tergoda pada wanita yang dilihatnya dapat membangkitkan syahwatnya, dapat menggoda hasrat kelaki-lakiannya. Dan pertanyaannya, bagaimana wanita yang berjilbab itu mampu membangkitkan syahwat kaum lelaki? terkecuali jika wanita itu memiliki akhlak yang jelek dan sangat buruk.

Lantas, siapakah yang mampu menjaga sebuah keluarga dari api neraka?
Jika seorang suami telah menjaga amanah dirinya, maka hal itu juga harus diikuti oleh seorang istri yang juga menjaga amanah dirinya. sudahkah ia (seorang istri itu) berjilbab / menutup aurat dengan sempurna sesuai apa yang dianjurkan agama? Sehingga seorang istri itu sadar dan tahu bahwa jilbab itu penting bagi dirinya. Karena belum tentu seorang istri mengikuti nasihat suaminya yg telah menasihati dia untuk memakai jilbab, jika bukan karena kesadaran dirinya untuk menutup aurat nya karena Allah Ta’ala. Meskipun mulut suami itu sampai berbusa (kiasan) dalam menasihati istrinya, tetapi jika wanita itu memang tidak mau, maka hal itu (menutup aurat) tidak akan terwujud. Dan tidak akan terwujud pula sebuah rumah tangga yang sakinah.

Sebaliknya apabila mereka berdua tahu akan kewajibannya masing-masing dalam menjaga amanah mereka dari API NERAKA, Insya Allah perselingkuhan (zina) itu tidak akan pernah terjadi. Sehingga keluarga yang tercipta adalah keluarga yang sakinah, penuh kasih sayang, dan terjaga dari kemaksiatan.

Dan anak-anak mereka akan mendapatkan pendidikan agama yang baik dari orang tuanya, mendapatkan haknya yaitu perhatian dan kasih sayang secara Islami. Dan juga mereka terhindar dari perbuatan yang menyeret mereka kepada keburukan.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
(Al Hujuraat [49] : 13)

Tidak ada komentar: