Minggu, 02 November 2008

Sudut Pandang Tentang Cinta & Jodoh (1)

Ketika engkau menemukan tambatan hatimu pada masa pra-nikah, engkau akan bertanya, ”Diakah jodohmu yg sebenarnya?”

Ketika ada seorang muslimah yg sholehah, dan dia juga seorang wanita yg pintar dan memiliki banyak kelebihan. Siapa yg tidak tertarik kepadanya? Secara utuh dia adalah wanita yg ideal sama seperti yg lainnya. Namun tidak ada satu pun yg mampu memastikan bahwa dia adalah wanita yg diperuntukkan bagimu. Tidak wanita itu tidak juga dirimu yg saat itu bersamanya.

Di saat semua terasa indah, seperti keadaan sepasang insan yg ingin harapannya terwujud untuk menjalin kasih dalam ridha-Nya. Mungkin saat itu tidak ada yg pernah tahu kejadian di masa yg akan datang.

Secara pribadi, bagi diriku, dengan adanya banyak peristiwa yg terjadi, semua mengajarkan bahwa kita sedang menjalani peranan yg harus diikuti alur ceritanya secara individual dan juga mengisi peranan hidup bagi yg lainnya. Saat ini aku sedang ingin membahas tentang sisi figuran dalam kisah cinta seseorang.

Jika engkau hanya sebagai figuran, sedangkan peran utamanya adalah wanita yg saat ini engkau cintai. Maka dirimu hanyalah jembatan baginya untuk menemukan cinta sejati & juga jodoh dalam hidupnya, yg tentu saja bukan dirimu. Seperti pada paragraph ke-3, ketika engkau menjalin hubungan dengan wanita itu. Dari awal engkau sudah mengetahui akhir kisah itu tanpa tahu apa yg akan menyebabkan perpisahan itu, karena engkau hanya figuran dalam kisah cintanya.

Aku pernah berkelana dari hati ke hati yg lain untuk mencari di mana hati sebenarnya yg bisa meneduhkan hatiku seutuhnya. Dan satu hal yg aku tahu, bahwa aku tidak bisa memaksa kehendakku untuk memiliki hati itu dalam hidupku.

Ada dua pilihan yg pada awalnya aku memaksakan kehendak.
-Ketika cinta tidak terbalas- Sebesar apapun pengorbananmu untuk mendapatkan hati itu, hati itu tidak akan pernah menjadi milikmu karena suratan takdirnya sudah seperti itu.
-Ketika cinta terbalas- Sebesar apapun usahamu untuk mempertahankan hati itu, hati itu juga tidak akan menjadi milikmu jika memang bukan jodohmu.

Di saat itulah aku sadar, semua itu ada waktunya, semua itu ada jalan dan segala sebab-sebabnya. Karena semua sudah di atur dari awal ketika manusia belum diciptakan. Kembali ke masalah figuran, ketika engkau bersama wanita yg engkau cintai engkau hanya menghambat wanita itu untuk menemukan jodohnya.

Ada yg mengatakan, ”biarlah waktu yg berbicara”. Ada sebuah kisah cinta yg terjalin lama sekali, hingga (misal) 8 tahun atau lebih. Dan ternyata kisah itu berakhir, dan tidak lama kemudian ternyata wanita itu menikah dengan pria lain. Dalam hal ini, pria yg bersamanya 8 thn itu hanya sebagai figuran. Mungkin dari awal mereka tidak pernah menduga seperti itu. Who knows?

Kita kembali pada situasi menemukan wanita, ketika kita tahu bahwa wanita itu engkau anggap yg terbaik bagimu dalam hidupmu ketika pra-nikah. Tempatkanlah dirimu dalam posisi figuran, di saat itu engkau akan menganggap bahwa kelak dia akan menemukan pria penggantimu yg lebih baik darimu dan engkau tidak bisa mencegah hal itu terjadi. Dengan begitu sebagai laki-laki sejati engkau akan selalu menjaganya dalam keadaan yg baik. Jangan sekali-kali engkau melakukan hal yg membuat wanita itu tidak berharga ketika wanita itu bertemu dengan jodoh yg sebenarnya.

Coba saja bayangkan perihal kisah cinta yg terjalin selama 8 tahun, namun kandas. Apa saja yg pernah dilakukan oleh sepasang kekasih itu selama 8 tahun? Sebenarnya ketika pacaran, orang itu belum pantas merasa memiliki pasangannya. Mereka harus bisa saling menjaga diri dan menjaga kehormatan masing-masing. Sehingga JIKA ternyata mereka tidak berjodoh, tentulah mereka masih dalam keadaan yg sewajarnya seperti awal mereka bertemu tanpa ada yg dirugikan. Wanita itu akan tetap dalam kemuliaannya tanpa ada yg kurang, jika ternyata pada akhirnya wanita itu dipersunting oleh pria lain.

Sebagai figuran, pasti engkau bukanlah yg terbaik bagi wanita itu, tapi yg terbaik bagi wanita itu adalah pria yg menjadi suaminya. Namun, dirimu kelak akan menjadi yg terbaik bagi seseorang yg menjadi pendampingmu, dan di saat itu engkaulah peran utamanya. Dan wanita yg saat itu menjadi istrimu adalah wanita yg terbaik bagimu, dan dari sudut pandang saat itu, wanita-wanita di masa lalumu itu hanya sebagai figuran dan mereka bukanlah yg terbaik bagimu, tapi mereka mempunyai peranan untuk menjadi yg terbaik bagi pasangannya masing-masing.

Sallam

The Knight of love

1 komentar:

oCCa_LiNa mengatakan...

pengennya siihhhh...langsung nikah aja..gak pake pacaran!!!

tapi....godaannya kok banyak yaa....????