Minggu, 16 November 2008

Antara Trauma dan Cemburu

Di awal bulan ini ada kejadian yg bikin aku trauma. Kejadian yg ingin aku anggap bahwa itu tidak nyata. Karena menambah deretan cerita panjang tentang wanita yang mendapat musibah alias dirugikan. Suatu kejadian yg tidak pernah di duga oleh seorang wanita, di mana dirinya mengaku diperkosa oleh sahabatnya sendiri. Aku sendiri tidak mau cerita secara detail karena mungkin itu berhubungan langsung dengan sebuah pemberitaan di beberapa media.

Dari setiap tulisanku di blog termasuk tentang perilaku buruk lelaki :
(http://s0special.blogspot.com/2008/10/perilaku-buruk-lelaki.html).

Semua bermaksud agar setiap wanita jadi sadar untuk bisa lebih menjaga diri dan kehormatannya, agar wanita itu lebih waspada dalam bergaul atau menerima ajakan dari lawan jenisnya. Yg intinya agar tidak menambah panjang deretan wanita yg telah hilang kehormatannya di mana kejadian itu telah menimpa beberapa orang yg ku kenal. Termasuk juga beberapa tulisanku tentang jilbab, semua itu untuk mencegah perilaku buruk laki-laki, karena jilbab itu sendiri bisa mengekang syahwat dan keinginan buruk dari kaum pria.

Ada kalanya nasihat itu tertuju untuk wanita yang aku cintai. Tapi mungkin nasihat itu dianggap terlalu mengekang. Bahkan pernah hubungan itu gagal terjalin karena suatu peristiwa – di mana wanita itu pernah bilang *belum jadi pacar aja cemburuan kaya gitu, gimana nanti kalau sudah jadi pacar?* .Dan mungkin karena nasihat itu aku di anggap cemburuan. Sampai-sampai si Dewiq bilang - eh eh Kok gitu sih..? - Its OK 4 me. Terserah mau di bilang apa. Asalkan memang wanita itu bisa jaga diri.

Kata jaga diri itu, berarti si wanita masih dalam keadaan sadar untuk bisa melindungi dirinya. Tapi kejadian semisal di paragraf kesatu itu bukanlah sesuatu yg bisa diantisipasi sebelumnya. Dan dari curhatan yg ku dengar itu aku sendiri sangat-sangat tidak menduga kenapa seorang sahabat tega berbuat seperti itu? Karena rasa untuk memproteksi diri sendiri itu sudah hilang di mana wanita itu mengira bahwa ia merasa aman dan nyaman dengan teman atau pun seseorang yg dianggap sebagai sahabatnya itu. -ngga mungkin kan sahabat itu melakukan hal yg merugikan dirimu? apa lagi selama ini kamu kenal baik siapa dia.- Justru di saat wanita itu merasa aman dari orang yang dia kenal, hal itulah yang sangat rentan dari musibah yg sama sekali tidak pernah diduga.

Masih soal kata jaga diri, berarti si wanita masih sadar kan untuk bisa melindungi dirinya sendiri? Lalu bagaimana jika wanita itu dibius atau dalam keadaan mabuk (diajak minum agar mabuk atau minuman itu diberi perangsang)? sekali lagi mungkin wanita itu bisa menolak untuk di ajak minum (mabuk) atau dia juga bisa menolak jika disodori minuman yg dia curigai karena minuman itu diberikan oleh orang yg tidak ia kenal dengan baik. Tapi karena yg memberi itu adalah seorang teman / sahabat yg telah lama sekali dikenal dan sahabat itu adalah orang yg dipercaya. Maka rasa untuk memproteksi diri itu dibuang jauh-jauh. Ah dia kan sahabat gue..., Ngga mungkin kan dia..., Tapi siapa sih yang menyangka? kata bang Napi -Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari si pelaku, tapi juga karena ada kesempatan, waspadalah, waspadalah-

Iya benar, ada kalanya manusia tidak ada yang mampu mengelak dari musibah jika memang musibah itu harus terjadi. Tapi kejadian di atas yg terjadi pada awal bulan ini telah membuatku trauma. Karena hal itu bukanlah sesuatu yang ku duga atau sesuatu yg ingin ku dengar langsung. Tapi, itu terdengar langsung oleh telinga ini dari pihak pertama (wanita itu). Bukan karena dari gosip atau berita. Dan semua itu diceritakan ketika semua sudah terlambat, dan rasa keputus asaan itu telah membutakan wanita itu untuk menjalani sisa kehidupannya.

Masa lalu boleh saja hitam dan kelam. Tapi selama nafas ini masih ada, berarti masih ada kesempatan untuk mengukir kisah hidup ini dengan tinta emas di masa yang akan datang. Dan semua itu bisa dimulai dari sekarang. Jadi tidak ada gunanya putus asa, atau semakin menambah buruk keadaan karena musibah buruk yang terjadi di masa lalu. Biarlah masa lalu itu terjadi sekali untuk memberi pelajaran. Tapi masa depan itulah sisa hidup ini yang masih bisa kita ukir dengan tinta emas.

Kalau memang nasihat itu dianggap salah, di anggap mengekang kebebasan bergaul seorang wanita, dan dengan menasihati itu dianggap cemburuan. Apapun anggapan itu, nasihat itu bukanlah sesuatu yang buruk untuk dijalani. Nasihat itu bukanlah suatu kisah tragedi yang merugikan bagi orang yg mendengarnya. Semoga saja tulisan ini kembali membuka mata dan menyadarkan kaum wanita untuk lebih waspada dalam bergaul.

Ya hanya itu yang bisa aku katakan. Karena memang benar apa yg pernah dibilang dulu oleh wanita yang pernah kusukai, diri ini memang bukan siapa-siapa, bukan pacar, bukan pula orang yang sangat berarti bagi wanita itu. Tapi ada kalanya nasihat itu layak didengar dan di jalani bukan soal siapa yang memberi nasihat itu. Karena hal itu untuk kebaikan untuk siapa saja yang mau mendengar dan menjalani nasihat itu.

Sallam.

1 komentar:

oCCa_LiNa mengatakan...

emmm...
terkesan banget kalo ada cowok yang bisa menghargai perempuan seperti kamu...

apalagi menghargai perempuan yang berjilbab...

sekarang ni perempuan berjilbab n gak berjilbab kelakuannya beda tipis...jadi banyak cowok yang menyamaratakan aja...

saya baru2 aja mengalami nya...mungkin seringkali sebelumnya...

tetep jadi pria yang baik ya saudara kuw....lam kenal...

btw kunjung2 ke blog saya yuukk...tukeran link juga boleh...