Selasa, 23 Desember 2008

Aku ingin melangkah pergi

Aku ingin melangkah pergi ketika cinta tak berpihak kepadaku. Seolah diri ini tidak rela jika harus melepaskan orang yg saat itu aku cintai. Salah satunya cara yg ku anggap mudah adalah menghindarinya. Tapi kaki ini terlalu kecil untuk melangkahi bola dunia.

Ingin rasanya diri ini menutup mulut, telinga dan terakhir adalah mata. Ketika merasakan adanya gejolak rasa di hati. Karena seolah trauma atas kesia-siaan yg pernah terjadi. Bukan karena takut putus cinta atau cintanya ditolak, tapi karena sudah bosan mencoba. Lho..., kebanyakan sih. Wakakak.

Pernah merasa benci pada seseorang yg pernah dicintai. Pernah juga merasa bersalah pada seseorang yg pernah singgah di hati. Pernah merasa disakiti dan juga pernah merasa menyakiti wanita yg pernah ku harapkan untuk menjadi pendampingku.

Ketika serasa harapan sudah pupus, seolah masih ada satu cahaya yang memberi arti bagi kehidupanku. Ku sadari hidupku masih pantas untuk disyukuri sekalipun cinta itu sering datang dan pergi. Dan yang paling penting adalah hidupku tidak hanya sebatas untuk mengharapkan agar bisa dicintai oleh seseorang. Hidupku masih terus berjalan meskipun tanpa dia, dia dan dia, eh kurang satu lagi ya, dia. Karena kan sunnahnya sampai empat. Lho...,satu aja belum dapat mau empat. Wah sensitif banget tuh untuk bahas yg satu itu. Di skip aja ah. Wehehe...(becanda kok, jangan di anggap serius, toh kalau pun serius jawabannya hanya ada pada Takdir ALLAH di mana manusia tidak ada yang dapat mengubah keadaan yang akan terjadi).

Ketika semua itu telah berakhir, ada kalanya diri ini dipaksa untuk bersyukur. Lho kok di paksa? iya karena biasanya manusia jika sering diberikan kebahagiaan biasanya dia lupa untuk bersyukur. Pacaran jalan di mall, nonton bioskop seringnya lupa on time untuk shalat. Telat shalat masih bagus, malahan ada yang rela ngga shalat (eh bahasa kerennya shalatnya di skip aja, kan bisa lain waktu dan lain hari, toh masih hidup ini). Toh demi sang kekasih... Eh tapi kenyataannya lain lho. Jika manusia sering diberikan keadaan yang memaksa dia untuk berlinangan air mata. Ada satu titik di mana orang itu merasa lemah dan tidak berdaya, sebegitu besarnya keinginan dan harapan orang tersebut akhirnya dia sadar juga bahwa tangannya itu kecil, jarinya Cuma sepuluh, panjangnya ngga sampe ratusan meter kan? meluk monas aja belum tentu sanggup. Maka dari itu kenapa dikatakan dipaksa untuk bersyukur, karena manusia itu punya harapan yg besar tapi selalu khilaf, lupa (eh khilaf dan lupa sama ngga sih?), dan manusia itu tidak luput dari dosa. Ketika ia diberi kesenangan umumnya pada lupa untuk bersyukur, akhirnya baru deh tuh air mata ngucur seember, bahkan bisa untuk ditampung untuk mengairi sawah. Karena ternyata ketika manusia diuji dengan kegagalan, di saat itu dirinya bisa bangkit dari rasa kekhilafannya untuk kembali kepada keadaan di mana dirinya seharusnya bersyukur atas nikmat hidup yang melimpah ruah ini.

Kegagalan itu mungkin terjadi karena orang itu mencari cinta di tempat yang salah, pada orang yg salah, dan di saat waktu yg tidak tepat. Kelak keberhasilan yg tertunda itu akan menjadi kunci jawaban untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan sebelumnya. Oh, ternyata jodohku itu si A, kenapa ya kemarin-kemarin kok memaksakan diri untuk bisa jadi dengan si B di kota ini di umur segini? belum lagi kalau diingat perjuangan ketika ingin mendapatkan si C, si D,si E...si Z???

O (bulet) ternyata sama si A ya? coba dari dulu.... (eh he he, biasa manusia ngga ada yg pernah tahu masa depannya tapi merasa sok tahu untuk melakukan sesuatu yang salah di masa lalunya). Karena kalau dirunut dan diurut dari dosa yg mungkin pernah dilakukan ketika bersama mantan-mantan terdahulu, uh sangat pantas dosa itu mengucurkan air mata seember. Karena, sekalipun wanita itu tidak akan pernah tahu bahwa pengorbanan yg paling besar itu bukanlah soal harta, tapi soal waktu. Karena seharusnya wanita itu tahu dan sadar apabila sampai seseorang itu menunda shalat hanya karena si wanita, itu tidak akan bisa terganti oleh harta, apalagi orang itu sampai tidak shalat hanya karena asik berduaan dengan gadis idamannya di kala itu. Nah karena masa lalu yg seperti itu tidak bisa terhapus hanya dengan kata FORGET IT..lho. Toh nanti dosa-dosa itu dihadapkan pada diri masing-masing. Tuuuh makanya ketahuilah kesalahan seorang lelaki itu di saat dia mengejarmu, tidak hanya sebatas pada mendambakan sebuah perasaannya saja, tapi pahamilah tanggung jawab dia sebagai hamba ALLAH.

Balik lagi ke permasalahan untuk melangkah pergi. ah kehabisan tinta nih... di-lanjut lain waktu aja deh..

Tidak ada komentar: