Jumat, 26 Desember 2008

Membicarakan Hal yang Sensitif

Subtitle: Menceritakan Aib Pribadi

Ada kalanya seseorang ingin mencurahkan masalahnya kepada orang yg sangat dipercayai. Tapi coba deh dipilih dan dipilah mana masalah yg kiranya boleh untuk diceritakan dan mana yg tidak boleh. Karena selain hal itu sangat sensitive utk dibicarakan, masalah tersebut akan berdampak pada diri sendiri ketika telah diceritakan ke orang lain. Pernahkah anda mendengar curhatan dari teman bahwa dia telah tidak V lagi? khusus masalah itu perlu pembahasan secara terperinci dan juga perlu dilihat dari kaidah agama, karena masalah semacam itu dalam agama Islam adalah Aib yg sebenarnya tidak diperbolehkan untuk diceritakan ke orang lain.

Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran. Ada seorang teman (muslimah) yg pernah bertanya kpd teman muslimnya. Dia bertanya : Bolehkah seorang wanita memberi tahu kepada lelaki yg akan meminangnya jika ternyata dia sudah tidak V lagi? Lalu karena keterbatasan ilmunya, muslim itu menjawab : Boleh, karena itu bentuk keterbukaan agar si pelamar tidak merasa dikecewakan apabila di malam pengantin dia mendapati diri si wanita tidak V lagi. Lalu si wanita tadi memberi jawaban dari sumber lain, katanya dia pernah mendengar dari sebuah kajian di radio, bahwa hal itu pernah dibahas oleh seorang ustadz, di mana ustadz tersebut menjawab: bahwa hal itu tidak boleh diceritakan, karena itu termasuk aib yg harus ditutupi. Maka yg manakah pendapat yang benar?

Sebenarnya, masalah seperti itu tetap tidak boleh diceritakan, sekalipun itu kepada si pelamar. Hayo kepada para lelaki, apakah diri anda merasa dibohongi apabila ternyata anda mendapati istri anda di malam pertama sudah tidak V lagi? (tentunya tidak V karena hasil perbuatan orang lain –bukan anda pelakunya-). Mungkin akan dijawab -Bisa jadi iya, dan mungkin itu akan berakibat buruk pada masa depan rumah tangga pasangan tersebut. Tergantung dari type pria-nya. Mungkin type lelaki yg seperti itu tidak akan merasa kecewa jika hal itu diberi tahu kepada pria itu sejak awal, tapi karena tidak diberi tahu kemudian saat malam pertama itu dia baru tahu, dia sangat kecewa berat (wuh komplit deh rasanya),nah mungkin ada pria yg seperti itu. Tapi, jika anda seorang muslim dgn agama dan akhlak yg baik anda akan tetap menerima wanita itu apa adanya, tanpa mempedulikan masa lalunya, dan tetap mencoba meraih masa depan yg lebih baik bersama wanita itu. Mungkin rasa kecewa itu tetap dirasakan, itu suatu hal yg lumrah, wajar, sebagai lelaki. Tapi kekecewaan itu tidaklah berlanjut ke arah masa depan rumah tangga yg akan dia arungi nantinya. Sedangkan jika memang ternyata lelaki itu kurang dalam agamanya dan memiliki sifat yg buruk, maka ada kemungkinan dia merusak sendiri tatanan rumah tangganya, bisa dengan selingkuh (yg dianggap sebagai balasan karena dia merasa dikecewakan). Bisa juga dia menikah lagi (poligami) atau tidak lama dia menuntut cerai kepada si istri, DLL.

Mengenai tidak bolehnya aib itu diceritakan, karena hal ini berkaitan dengan suatu golongan nanti di hari pembalasan yg akan dimasukan ke dalam neraka tanpa ditegur oleh ALLAH, tanpa di ajak bicara oleh-NYA, karena dia membuka sendiri aib itu kepada orang lain padahal ALLAH telah menutupi aib-nya itu dengan Jubah Kebesaran-NYA (mohon dikoreksi jika pendapat ini salah). Semisal : ada seseorang yg berzina pada malam harinya, lalu ALLAH telah menutupi aib orang itu agar tidak diketahui orang lain, tapi di pagi harinya/ di lain hari orang itu menceritakan kepada temannya bahwasanya dia telah berbuat ini dan ini kepada si A. Maka orang itu termasuk golongan yg tidak akan pernah diajak bicara oleh ALLAH pada hari kiamat nanti, dan kelanjutan dari hadits yg berkaitan dengan hal itu.

Manfaat dari tidak mengatakan aib itu kepada lelaki yg melamar si wanita adalah jika si wanita menceritakan bahwa dia tidak V lagi kepada si X (pria yg melamarnya), kemudian si Mr X ini berpikir keras, mempertimbangkan matang2, ah kemudian dengan berat hati (namun suasana riang) dia mengatakan kepada si wanita bahwa dia mundur tidak jadi meminang atau tiba-tiba membatalkan rencana pernikahannya dgn berbagai alasan, DLL. Maka itu baru satu orang Mr X, bagaimana jika ada 5 orang lelaki yg coba melamar si wanita, kemudian mereka juga mundur karena dibenak mereka status V itu sangatlah utama dan berprinsip (lho), maka coba bayangkan rasa malu yg akan didapat oleh si wanita? Nah hal seperti itulah yg coba untuk dihindari dalam agama ini. Apalagi jika si pelamar itu mempunyai tabiat yg jelek sehingga dikhawatirkan dia menceritakan tentang status si wanita kepada setiap orang yg dia kenal, maka hal itu sangatlah buruk bagi si wanita, sudah tidak jadi dinikahi malahan rahasianya disebar luaskan.

Maka dari itu, seharusnya si wanita haruslah mempersiapkan mental dan kesungguhan di dalam hatinya untuk menghadapi persoalan yg sebenarnya disebabkan oleh perbuatannya sendiri di masa lalu. Jika dia menginginkan yg terbaik bagi dirinya, maka harapannya adalah agar ALLAH mempertemukan dia dengan seorang muslim yg baik yg bisa menerima dia seutuhnya dan membimbing dia dalam bahtera rumah tangga yg Islami tanpa mempermasalahkan kesalahan dirinya di masa lalu.

Memang, masa lalu boleh saja hitam kelam, tapi bisakah wanita itu mengukir masa depannya dengan tinta emas? sehingga orang-orang akan memandang dia bukan dari masa lalunya? Itulah yg seharusnya dilakukan oleh wanita yg mengalami masalah seperti itu. Dia bertaubat dari kesalahannya dan berusaha untuk menjadi muslimah yg sholehah dan menghiasi dirinya dengan ketaatan kepada ALLAH, Tuhan Semesta Alam. Berusaha untuk menjadi mutiara ALLAH Yang Suci karena taubatnya (dan hal itu tidaklah mudah, karena berkaitan dengan kesungguhan wanita itu). Salah satunya jika wanita itu sudah tahu apa-apa yang dilarang ALLAH di dalam agama Islam ini, maka seharusnya dia dapat menutup rahasianya rapat-rapat sekalipun itu terhadap si pelamar. Karena ALLAH mempunyai maksud dari setiap hal yang dilarang-NYA. Jika ALLAH melarang menceritakan aib pribadi kepada orang lain, maka tentunya semua itu ada kebaikan di dalamnya. Dan jika kita taat untuk menjauhi larangan-NYA itu, maka ALLAH akan membukakan jalan keluar dari permasalahan itu dengan cara yang tidak pernah kita duga dan dari jalan yang tidak disangka-sangka.

Semoga tulisan ini bisa memberikan informasi bahwa kita harus memilah dan memilih sesuatu yg dirasa perlu dan sangat penting untuk diceritakan, apakah itu aib atau bukan, apakah ALLAH akan murka kepada kita ataukah tidak bila kita menceritakan itu kepada orang lain? Maka sekiranya kita selalu memikirkan untuk selalu mencari ridha ALLAH dan mengharap dapat melihat Wajah-NYA Yang Maha Agung dalam setiap keputusan yang akan kita pilih atau akan kita lakukan. Terima kasih.

Tidak ada komentar: